Rabu, 10 Oktober 2012

Pembelajaran IPA yang menyenangkan


Pembelajaran IPA Yang Menyenangkan

Prinsip-prinsip pembelajaran yang menyenangkan
Saudara mahasiswa, selamat berjumpa kembali dalam kegiatan tutorial online ini dengan mata kuliah Pengembangan Pembelajaran IPA SD. Dalam kegiatan tutorial ini Anda akan dipandu oleh tutor Anda, Tahmid Sabri. Pada pertemuan kali ini kita akan mendiskusikan materi-materi yang berhubungan dengan pembelajaran, yaitu: prinsip-prinsip pembelajaran, gaya belajar, dan peta konsep yang digunakan dalam pembelajaran. Oleh karena itu kompetensi- kompetensi yang diharapkan dalam kegiatan tutorial kalini ini, Anda:
1. Mampu menjelaskan prinsip-prinsip pembelajaran yang menyenangkan
2. Mampu mendiskripsikan cara penerapan prinsip-prinsip menyenangkan dalam pembelajaran IPA
3. Mampu menggeneralisasikan konsep-konsep esensial IPA kepada siswa melalui penggunaan peta konsep (pikon) secara tepat
4. Mampu mengidentifikasi gaya belajar yang konstruktif pada siswa ke arah belajar yang menyenangkan
5. Mampu mengimplementasikan pembelajaran secara PAKEM (Pembelajaran Aktivitas I, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan)
Prinsip-prinsip pembelajaran IPA SD
Sebelum mendiskusikan apa, dan untuk apa serta bagaimana mengaplikasin prinsip-prinsip itu dalam pembelajaran, untuk menam pemahaman konse Anda, ikuti kisah atau cerita pendek (cerpen) di bawah ini:
Dalam salah satu kisah kuna India, diceritakan enam orang buta yang menggambarkan seekor gajah. Orang pertama mendekati gajah dari samping. Ia mendapati punggung gajah. Ia katakan gajah itu datar, kokoh seperti dinding. Orang kedua mendekati gajah dari depan dan terpeganglah belalai. Ia mengatakan gajah seperti pipa plastic yang lentur, bisa digulung. Orang ketiga mendekati gajah dari samping, kebetulan agak pendek, terpeganglah kakinya. Ia bilang gajah itu mirip batang pohom kelapa, bulat, tegak dan panjang. Orang keempat agak tinggi, ia bernasib baik dapat memegangi telinga. Ia menyebutkan gajah itu seperti kipas raksasa. Orang kelima, mendekati dari belakang dan yang terpegang ekor. Ia bilang gajah itu mirip sikat botol. Dan orang keenam mendekati gajah dari depan, gading yang tertegang. Ia menyatakan gajah itu mirip tombak. Mereka bertengkar dan berteriak saling mempertahankan temuannya. Anda, orang yang tidak buta hanya tersenyum karena Anda tahu bahwa masing-masing hanya ‘tahu’ sebagian dari seekor gajah yang utuh. Sesungguhnya, orang buta itu kita, Saya dan Anda. Kita meraba-raba tentang dunia di sekitar kita. Hasil ‘rabaan’ itu kita nyatakan sebagai pengetahuan yang telah lengkap, yang benar. Sesungguhnya, perbedaan pendapat itu disebabkan oleh perbedaan pengalaman. Karena itu, kita perlu melihat yang lebih luas dan lebih rinci secara sistematis dan metodis.
Dari cerpen di atas, dapat digarisbawahi, bahwa pendapat enam orang buta tentang gajah, memiliki persepsi yang berbeda, ”mengapa?”, karena adanya pengelaman yang berbeda tentang ”gajah”, makanya supaya ada keseragaman persepsi tentang gajah itu, perlu ada kriteria-kriteri tersendiri yang disebut dengan prinsip, demikian juga dalam pembelajaran, di samping bisa membuat siswa senang, aktif, dan kreatif dalam belajar, perlu prinsip-prinsip pembelajaran yang harus dikembangkan dalam pembelajaran.
Berikut disajikan lima prinsip utama pembelajaran IPA tentang kebenaran dalam pembelajaran IPA yang dijadikan anutan untuk melaksanakan pembelajaran IPA, yaitu:.
Prinsip 1: Pemahaman kita tentang dunia di sekitar kita di mulai melalui
pengalaman baik secara inderawi maupun non inderawi.
Prinsip 2: Pengetahuan yang diperoleh ini tidak pernah terlihat secara langsung, karena itu perlu diungkap selama proses pembelajaran. Pengetahuan siswa yang diperoleh dari pengalaman itu perlu diungkap di setiap awal pembelajaran.
Prinsip 3: Pengetahuan pengalaman mereka ini pada umumnya kurang konsisten dengan pengetahuan para ilmuwan, pengetahuan yang Anda miliki. Pengetahuan yang demikian Anda sebut miskonsepsi. Anda perlu merancang kegiatan yang dapat membetulkan miskonsepsi ini selama pembelajaran.
Prinsip 4: Dalam setiap pengetahuan mengandung fakta, data, konsep, lambang, dan relasi dengan konsep yang lain. Tugas Anda sebagai guru IPA adalah mengajak siswa untuk mengelompokkan pengetahuan yang sedang dipelajari itu ke dalam fakta, data, konsep, symbol, dan hubungan dengan konsep yang lain.
Prinsip 5: IPA terdiri atas produk, proses, dan prosedur. Karena itu, Anda perlu mengenalkan ketiga aspek ini walaupun hingga kini masih banyak guru yang lebih senang menekankan pada produk IPA saja. Namun, perlu diingat bahwa perkembangan IPA sangat pesat. Kita tidak mampu mengikuti secara terus-
Selanjutnya, jika Anda akan mengembangkan IPA sebagai prosedur, Anda memasuki bidang yang disebut prosedur ilmiah. Anda masuk pada sebagai ruang dari metode penelitian. Anda perlu mengenalkan cara-cara mengumpulkan data, cara menyajikan data, cara mengolah data, serta cara-cara menarik kesimpulan. Anda dapat mempelajari topik ini pada mata kuliah penelitian.
Lingkungan belajar non fisik
Setelah Anda mengenal lima prinsip pembelajaran IPA dan siap mengimplementasikannya, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan untuk membuat siswa belajar dengan baik, yaitu lingkungan belajar non fisik. Lingkungan belajar non fisik adalah keadaan psikologis di sekitar siswa yang diciptakan oleh guru secara sengaja untuk mendorong siswa belajar.
Faktor-faktor lain yang perlu mendapat pertimbangan guru dalam melaksanakan pembelajaran IPA di sekolah, adalah sebagai berikut:
1. Lingkungan belajar mendukung dan produktif.
Lingkungan belajar yang mencerminkan prinsip ini adalah jika Anda sebagai guru membangun hubungan yang positif dengan setiap siswa, Anda mengenal dan menghargai mereka satu per satu. Anda juga membangun budaya saling menghargai dan saling menghormati antar siswa baik secara individual maupun kelompok. Anda menggunakan berbagai strategi untuk meningkatkan keyakinan kepada diri sendiri dan kesediaan mengambil resiko dalam belajar. Dan, terakhir, Anda perlu menunjukkan rasa aman pada setiap siswa secara individual melalui dukungan yang terstruktur, penghargaan pada usaha siswa serta yang dikerjakannya.
Salah satu yang paling mungkin Anda laksanakan adalah pada setiap proses pembelajaran Anda mulai dengan mengapresiasi konsepsi siswa tentang konsep-konsep IPA yang akan dipelajari pada pertemuan itu.
2. Lingkungan belajar menumbuhkan peningkatan kemandirian, kolaboratif, dan motivasi diri.
Dalam lingkungan semacam ini Anda, sebagai guru, mendorong dan mendukung agar setiap siswa bertanggung jawab atas belajar mereka masing-masing. Keberhasilan belajar di tangan para siswa sendiri, sebaiknya ditanamkan. Anda juga membangun berbagai strategi yang dapat menumuhkan keterampilan kolaborasi yang produktif.
3. Kebutuhan siswa, perspektif siswa, minat siswa tercermin dalam program belajar.
Lingkungan belajar yang seperti ini tercermin pada diri Anda, sebagai guru yangmenggunakan berbagai strategi yang fleksibel dan responsive terhadap tata nilai, kebutuhan dan minat siswa secara individual. Anda juga mempergunakan berbagai strategi yang mendukung berbagai cara berpikir dan cara belajar siswa. Dan, pengajaran Anda didasarkan pada pengalaman serta pengetahuan awal siswa.
4. Siswa ditantang dan didukung agar mengembangkan kemampuan berpikir kritis.
Lingkungan belajar seperti ini dapat terjadi jika Anda sebagai guru merancang dan mengimplementsikan suatu kegiatan yang menumbuhkan belajar yang berkelanjutan, melalui penekanan hubungan antar gagasan dan konsep, serta menumbuhkan ketrampilan investigasi dan penyelesaian masalah.
5. Asesmen merupakan bagian integral dari pembelajaran
Lingkungan belajar seperti ini tercermin pada asesmen yang Anda buat yang dapat mencakup berbagai macam aspek dari belajar. Misalnya, dalam bentuk porto folio. Anda juga mengembangkan asesmen dengan kriteria yang jelas serta terbuka/transparan. Jangan lupa asesmen seperti ini mesti mendorong siswa untuk melakukan refleksi dan evaluasi diri. Sebaiknya, soal-soal tes baik formatif maupun sumatif bukan menggunakan bahasa teks dari buku ajar.
6. Dan, yang terakhir, belajar menghubungkan siswa dengan masyarakat dan prakttik yang berada jauh di luar kelas.
Lingkungan seperti ini dapat terwujud jika Anda sebagai guru mendukung siswa terlibat dengan pengetahuan konteporer dan pengetahuan praktis di lapangan. Anda juga membuat rencana yang dapat menciptakan hubungan antara siswa dengan komunitas sekitarnya. Dalam konteks aliran panas dalam air Anda dapat mengajak siswa mempelajari cara kerja pemanas air bertenaga matahari, yang saat ini banyak dipasang di rumah-rumah orang kaya.
Latihan 2 Unit 5 subunit 1: apakah pengembangan pembelajaran IPA SD yang Anda ikuti ini mengakomodasi lingkungan belajar no 3?
Rambu-rambu: lingkungan belajar yang mengapresiasi kebutuhan dan minat siswa merupakan salah satu cirri dari pembelajran IPA dalam tradisi konstruktivisme. Jika pembelajaran yang Anda lakukan telah bernuansa konstruktivisme maka tentu lingkungan belajar no 3 terlah dikembangkan.
Pendekatan pembelajaran
Pendekatan pembelajaran adalah cara untuk melaksanakan pembelajaran dengan metode dan teknik yang tepat sehingga diperoleh hasil belajar yang akurat dan dipercaya.
Dalam Quantum Teaching dikenal pendekatan TANDUR
- Tumbuhkan minat dengan mengajukan ‘apa manfaatnya bagiku?’
- Alami/ciptakan pengalaman umum yang dimengerti semua siswa
- Namai dengan istilah, konsep, kata kunci, rumus
- Beri kesempatan mereka mendmonstrasikan/menunjukkan pengetahuan yang telah dikonstruksi
- Rayakan atas pencapaian mereka dengan cara mengakui/menghargainya
Jika strategi TANDUR ini digunakan dengan baik maka akan diperoleh Pembelajaran yang membuat siswa (dan guru) aktif, dengan begitu berkembanglah, inovatif, dengan inovatif, siswa terdorong termotivasi berbuat, dan bertindak ke hal-hal yang belum dilakukkan oleh temannya, kreativitas baik siswa maupun guru, sehingga proses situ berjalan dengan Efektif, dan akhirnya menyenangkan bagi semua (Pakem). Saat ini, PAKEM dikenal sebagai pendekatan pembelajaran yang paling dianjurkan. PAKEM ini mempunyai padanan dalam bahasa Inggris active joyful effective learning (AJEL)
Dalam Quantum Teaching disebutkan bahwa pembelajaran itu yang dapat mendorong siswa belajar dengan baik itu menggunakan asas seperti yang disajian pada Gambar 5.1.3.
Anda, pertama-tama menyelami dunia para siswa, dengan menggunakan bahasa mereka, cara berpikir mereka, pengalaman mereka serta pengetahuan mereka. Dengan cara yang bagaimana? Anda dapat mengkaitkan bahan yang akan diajarkan dengan sebuah peristiwa, pikiran, atau perasaan yang mereka peroleh di rumuah, di perjalanan, dalam kesenian, saat rekreasi, saat nonton tv, saat mendengarkan musik, atau saat-saat santai besama kawan-kawannya. Setelah kaitan itu terbentuk, Anda dapat membawa mereka ke dunia Anda.
Sungguh menyenangkan pembelajaran IPA yang baru saja diikuti para siswa Anda.
Selanjutnya jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberi tanda silang (X) pada pernyataan a, b, atau c yang dinggap benar !
1. Jika Anda menerima prinsip “ pemahaman kita tentang dunia di sekitar kita di mulai melalui pengalaman baik secara inderawi maupun noninderawi”.
a. Anda perlu merancang pembelajaran yang memberi kesempatan siswa melakukan sendiri aktivitas penemuan IPA
b. Anda cukup mengandalkan ilustrasi yang disajikan dalam buku ajar IPA
c. Aktivitas tidak diperlukan karena Ujian nasional tidak pernah mengungkap pengalaman IPA siswa 1c
2. Jika Anda menerima prinsisp bahwa pengetahuan yang diperoleh ini tidak pernah terlihat secara langsung, karena itu perlu diungkap selama proses pembelajaran
a. Anda perlu mengungkapnya di awal pembelajran
b. Anda perlu mengungkapnya di tengah pembelajaran
c. Anda perlu mengungkapnya sekali-kali saja 2c
3. Jika Anda menerima prinsip yang menyatakan bahwa pengetahuan pengalaman mereka ini pada umumnya kurang konsisten dengan pengetahuan para ilmuwan.
a. Anda menjelaskan semua konsep tanpa mempedulikannya
b. Anda merasa tidak perlu memperbaikinya
c. Anda perlu melakukan usaha untuk memberbaikinya 3c
4. Jika Anda meerima prinsip yang menyatakan bahwa dalam setiap pengetahuan mengandung fakta, data, konsep, lambang, dan relasi dengan konsep yang lain.
a. Setiap kali membicarakan suatu topik, Anda mengajak siswa untuk mengenali mana yang konsep, mana yang fakta, dan apa lambangnya
b. Anda hanya menekankan kosepnya saja
c. Anda menekankan penerapannya saja 4a
5. Jika Anda menerima prinsip yang mengakui bahwa IPA terdiri atas produk, proses, dan prosedur.
a. dalam pembelajaran Anda menjelaskan konsep-konsep IPA saja
b. dalam pembelajaran IPA Anda mengadakan praktikum IPA
c. dalam pembelajaran IPA , Anda melatih siswa mengikuti apa yang dilakukan para ilmuwan 5a
6. Jika Anda akan menciptakan lingkungan belajar yang mendukung dan produktif. Berarti:
a. Anda sebagai guru IPA menghargai pekerjaan siswa walaupun banyak yang keliru
b. Mengapresiasi konsepsi siswa tentang konsep-konsep IPA yang akan dipelajari
c. Anda melaksanakan sesuai dengan yang telah dirancang sebelumnya 6c
7. Jika Anda akan menciptakan lingkungan belajar yang menumbuhkan peningkatan kemandirian, kolaboratif, dan motivasi diri. Maka:
a. Anda menyuruh siswa secara terus-menerus agar rajin belajar
b. Menjelaskan bahwa siswa mempunyai tanggung jawab untuk belajar
c. Melatih siswa berkolaboratif 7a
8. Jika Anda menerima pendapat bahwa kebutuhan siswa, perspektif siswa, minat siswa tercermin dalam program belajar.
a. Anda, sebagai guru yang menggunakan satu strategi yang jitu
b.. Pengajaran Anda didasarkan pada pengalaman serta pengetahuan awal siswa.
c. Anda merasa ida berwenang merancang pembelajran IPA yang didasarkan atas keinginnan sisw 8b
9. Jika Anda menyetujui bahwa siswa hendaknya ditantang dan didukung agar mengembangkan kemampuan berpikir kritis.
a. Anda akan mengajar dalam tradisi behavioris
b. Anda akan mengajar dalam tradisi konstruktivis
c. Ada akan mengajar dalam tradisi informastion proccessing 9a
10. Jika Anda menerapkan strategi PAKEM maka secara implisit Anda menerapkan
a. Tradisi konstruktivis
b. Tradisi behavioris
c. Tradisi developmental
Gaya belajar
Tabel .1 Gaya belajar Visual
Visual
Sering Kadang-kadang Jarang
1 Rapi dan teratur
2 Berbicara dengan cepat
3 Pengatur dan peencana jangkan panjang yang baik
4 Pengeja kata yang baik
5 Lebih mudah mengingat yang didengar daripada yang dilihat
6 Menghapal dengan asosiasi visual (misal: gunung dengn segitiga)
7 Sulit menerima penjelasan yang disampaikan secara lisan
8 Lebih suka membaca sendiri daripada dibacakan
9 Sring membuat corat-coret selama menelpon
10 Lebih suka melakukan daripada “berpidato”
11 Lebih menyenangi lukisan dari pada musik
12 Anda tahu apa yang harus dikatakan tetapi sukat menemukan kata yang tepat
Sub total
X 2 X 1 X 0
Total= ………. ………. + …………… + …………
Tabel.2 Gaya belajar Auditorial
Auditorial Sering Kadang-kadang Jarang
1 Sering berbicara dengan diri sendiri sembari bekerja
2 Mudah terganggu oleh keributan kecil
3 Jika membaca sambil menggerakkan bibir
4 Lebih suka membaca keras-keras dan mendengarkan
5 Pandai bercerita secara lisan tetapi sulit jika mau menuliskannya
6 Berbicara dengan berirama
7 Seorang pembicara yang fasih
8 Lebih menyuki seni daripada musik
9 Mudah ingat ang didengar dari pada yangdilihat
10 Senang berbicara panjang-lebar daripada melakukan sesuatu
11 Lebih baik mengeja daripada menuliskan
12 Senang mengulang dan menirukan yang diucapkan orang
Sub total
X 2 X 1 X 0
Total=…….. ………. + …………. + ………….
Tabel .3 Gaya belajar Kinestetis
Kinestetis Sering Kadang-kadang Jarang
1 Sering berbicara dengan lambat
2 Sering menyentuh orang lain untuk mendapatkan perhatian
3 Berdiri sedekat mungkin pada saat berbicara dengan orang lain
4 Beroinetasi pada fisik dan gerak
5 Lebih suka belajar melalui aktivitas fisik daripada membaca atau mendengarkan
6 Lebih sering menghapalkan sesuatu sambil berjalan-jalan
7 Pada saat membaca sering menggunakan jari sebagai penunjuk
8 Bnyak menggunakan isyarat-isyarat tubuh
9 Tidak dapat duduk tenang dalam waktu yang lama
10 Lebih sering membuat keputusan berdasarkan perasaan
11 Ketika mendengarkan sesuatu sambile mengetuk-ngetuk jari, pena dsb
12 Menyediakan waktu untuk berolahraga atau aktivitas fisik yang lain
Sub total
X 2 X 1 X 0
Total= ……… ……….. + …………… + …………
Sajian dengan memperhatikan gaya belajar
Apa yang dapat Anda lakukan di kelas. Untuk memenuhi ketiga gaya belajar para siswa Anda, sebaiknya dalam setiap pertemuan diusahan menggunakan tiga jenis sajian sekaligus. Anda sediakan peta konsep, diagram, grafik yang jelas (bagi siswa visual). Anda sajikan secara verbal dengan ucapan-ucapan yang berirama (bagi siswa auditorial). Dan, Anda mendemonstarsikan atau mengajar siswa meleakukan sesuatu (bagi siswa kinestetis).
Mari kita simak contoh berikut ini.
Topik: magnet tetap
Alat/perlengkapan: Magnet batang (2 bt),dan benang.
Konsep: Kutub magnet
Sajian:
1. Bagi siswa visual
Gambar ini dapat Anda tempelkan di papan tulis, atau dipoto kopi dan dibagikan kepada setiap siswa. Tentu, agar hemat, sebelum difotocopy diperkecil dahulu sehingga dalam satu halaman dapat beberapa gambar.
Pendek kata, setiap kali menyampaiakan penjelasan kepada siswa, sebaknya tiga moda itu sekaligus digunakan, agar setiap siswa dapat menyerap informasi/penjelasan yang Anda berikan lewat gaya belajar masing-masing.
Latihan Unit 5 Subunit 2
Buatlah sajian yang mengakomodasi tiga gaya belajar siswa
1. Topik air
2. Topik polusi
3. Topik tanah
4. Jarring-jaring kehidupan
5. Topik hewan peliharaan
Peta konsep
Pengertian
Menurut Novak, konsep yang baru diperoleh dengan cara menemukan (discovery) seperti yang dilakukan balita, atau dari belajar seperti yang dilakukan para siswa di sekolah. Namun, sebagaian siswa belajar konsep di sekolah itu ‘hanya’ menghapalkan definisinya dan atau mengingat penggunaannya untuk menyelesaikan soal. Mereka tidak menangkap makna pengertian yang terkandung dalam definisi tersebut.
Suatu peta konsep tediri atas beberapa konsep dan garis-garis yang menunjukkan sifat hubungan antar konsep itu. Berikut disajikan peta konsep tetang bunyi.
Penggunaan
Sejak dicetuskan, 1983, hingga kini peta konsep telah diterapkan diberbagai hal.
Peta konsep dapat dipakai untuk mengumpulkan gagasan baru melalui curah pendapat dalam diskusi kelompok terarah (Focus group discussion). Fasilitator membantu menggali gagasan peserta dan sekaligus menuangkannya ke dalam peta konsep yang dibentangkan di layer depan. Setiap kali muncul usulan dari peserta, usulan tersebut langsung diintegrasikan pada peta konsep yang telah terbentuk. Akhir dari gugah pendapat diperoleh gaggasan yang lebih padu dan menyeluruh karena tergambar hubungan antara gagasan yang satu dengan gagasan yang lain.
Peta konsep juga telah digunakan untuk menggali miskonsepsi siswa. Leo Sutrisno (1990) menggunakan peta konsep untuk mengungkap konsepsi alternative siswa tentang topic bunyi. Lihat Unit 3.
Peta konsep juga digunakan untuk membantu meningkatkan pemahaman seseorang tentang sesuatu yang disajikan lewat tulisan. Bobby dePorter dalam Quantum Learningnya membuat tutuntan menggunakan peta konsep untuk membuat catatan dan untuk membuat tulisan.
Sejak diusulkan, sudah sekitar 150 penelitian tentang pengaruh peta konsep pada hasil belajar. Hasil meta analysis Horton (1993) menunjukkan bahwa effect Size penggunaan peta konsep ini pada hasil belajar adalah 0.46.
Peta konsep untuk asesmen
Kini muncul pemikiran penggunaan peta konsep sebagai salah satu alat asesmen. Istilah asesmen digunakan sebagai pengganti ulangan atau ujian karena ada anggapan untuk menilai pengetahuan dan ketrampilan siswa secara individual memerlukan intergrasi dari banyak informasi. Konsep map dapat digunakan sebagai salah satu informasi untuk asesmen itu.
Ada tiga hal yang dimiliki peta konsep dapat digunakan sebagai salah satu bagian dari asesmen. Pertama, peta konsep dapat menampilkan tugas yang khas yang tidak dimiliki oleh alat-alat lain, yaitu membangun suatu hubungan antar konsep yang ada di dalam materi tertentu secara konprehensip.. Kedua Ketiga, peta konsep juga memiliki sisten scoring. Sistem scoring dapat didasarkan daftar konsep yang sebaiknya harus ada, dan daftar label hubungan antar konsep yang harus dibuat. Karena itu, memang benar peta konsep dapat digunakan sebagai bagian dari kegiatan asesmen.
Latihan Unit 5 Subunit 3
1. Buatlah peta konsep tentang cahaya
Rambu-rambu: Sumber cahaya, perambatan cahaya, alat-alat yang munggunakan cahaya
2. Buatlah peta konsep tentang panas
Rambu-rambu: pengertian panas, suhu, aliran panas, alat-alat yang bekerja dengan panas
3. Buatlah peta konsep tentang air
Rambu-rambu: sumber air, aliran air, unsure-unsur air, hujan, banjir,
Latihan: Perhatikan peta konsep di bawah ini, kemudian sesui petunjuk yang tersedia!
1. Suatu peta konsep tediri atas beberapa konsep dan garis-garis yang menunjukkan sifat hubungan antar konsep itu.
A. Tunjukkan paling sedikit 10 konsep yang tercakup pada bahan ajar bunyi!
B. Berilah label-label yang pada garis-garis yang belum berlabel pada peta konsep
ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar